Friday, June 29, 2012

Kebiadaban atas Palestina Selama Ini Harus Dihapuskan



Siapa yang tidak terhenyuk hatinya jika melihat sodaranya disiksa terus menerus, dan saya yakini bahwa setiap manusia di muka bumi ini yang masih mempunyai hati nurani dan rasa belas kasihan yang mendalam maka ia akan merasa sakit dan miris melihat sodaranya yang sedang disiksa seperti keadaan yang dari dulu hingga sekarang di palestina, dimana para zionisme yahudi tanpa rasa iba lagi terus menerus menjatuhkan bom di palestina dan sekitarnya, sehingga dari dulu hingga sekarang korban yang dihasilkan oleh kebiadaban zionis israel sudah mencapai ribuan lebih.
Setiap kita melihat pemberitaan mengenai serangan israel yang terus menggempur palestina sebenarnya hati kita miris melihatnya, kita merasa geram dan ingin rasanya menghentikan semua itu. Namun apalah arti kekuatan daya seseorang untuk menentang sebuah negara, padahal kita menentang suatu yang salah dan sudah sepatutnya ditentang, tapi hasil tentangan kita tidak akan mengubah penderitaan palestina hingga sekarang.
Ada beberapa berita yang saya ambil dari beberapa sumber mengenai kekejaman yang dilakukan Israel terhadap Libanon dan Palestina tidak akan pernah berhenti sebelum Israel menguasai kedua wilayah tersebut dan gencatan senjata yang disepakati tidak akan mampu bertahan lama itu, hal itu pernah terjadi diawal agresi pertama pada tahun 1982. Hal tersebut dikatakan oleh penulis buku 'Tears of Heaven From Beirut to Jerusalem' DR. Ang Swee Chai dalam peluncuran bukunya di MP Book Point, Kawasan Cipete, Jakarta, Selasa (22/8).

“Perdamaian itu tidak akan terwujud tanpa adanya keadilan dan rasa kemanusiaan,” ujar dokter bedah yang mengabdikan dirinya sejak Perang Israel-Libanon meletus tahun 1982.

Menurut Ang, dirinya menjadi saksi korban-korban pembantaian yang dilakukan oleh Israel terhadap wanita dan anak-anak. Kondisi itu telah mengubah pandangannya yang semula mendukung Israel dan menganggap orang-orang Arab sebagai teroris, kini ia mendukung upaya kemanusiaan untuk menyelamatkan korban-korban kekejaman Israel yang pada umumnya adalah bangsa Arab.

Keberpihakan Ang pada masyarakat Palestina dan Libanon dibuktikannya dengan bergabung dalam perhimpunan Bulan Sabit Merah Palestina dan dengan beberapa rekannya, Ang membentuk Medical Aid for Palestine yang memberikan bantuan medis kepada rakyat Palestina baik di wilayah pengungsian maupun di wilayah pendudukan Israel.

“Saya tidak bisa melupakannya, pembantaian itu telah menjadi bagian dari hidup saya, karena itu saya berkeliling untuk menuturkan pengalaman saya kepada orang-orang, saya ingin dunia mengetahui kekejaman yang dilakukan oleh Israel,” tandasnya.

Ia mengungkapkan, hampir setiap hari korban yang harus ditangani secara cepat tak henti-hentinya berdatangan, bahkan sampai larut malam terutama pada saat kondisi genting.

Ang mengaku dedikasinya terhadap Palestina tidak akan pernah berhenti, apalagi saat ini sudah lebih banyak lembaga kemanusiaan dari berbagai negara yang mendukung perdamaian di Palestina dan Libanon, untuk itu dirinya berusaha minimal setahun sekali mengunjungi Palestina dan Libanon.(novel/eramuslim)
Ada juga berita tentang Pasukan Israel menghancurkan sebuah desa Baduin, Al-Araqib pada Senin (23/4). Penghancuran terhadap desa Baduin ini adalah ke-37 kalinya dilakukan pasukan Israel. 
Pasukan Israel meratakan semua bangunan milik suku Badui sehingga hanya tersisa sebuah masjid dan pemakaman saja. Usai perobohan gedung dan bangunan, warga Palestina pun berjanji akan segera membangun kembali tempat tinggalnya.
Seorang pejabat politik Palestina dari Popular Front for the Liberation of Palestine (PFLP) Ayman Odeh yang menyaksikan pembongkaran itu mengatakan, warga jangan sampai meninggalkan desa.
"Jika pemerintah Israel mengetahui tekad rakyat Palestina untuk tinggal, mereka akan berpikir kembali untuk membongkarnya, katanya.
Israel mengklaim desa Al-Araqib, bersama dengan 34 desa Badui lain di Najaf, dibangun atas tanah milik pemerintah Israel. Sedangkan warga Baduin dari desa Al-Araqib menegaskan tanah mereka adalah tanah leluhur yang telah diwarisi dari generasi ke generasi.
Sebelumnya pada November 2011, Israel juga membuldoser empat rumah warga Palestina suku Baduin. Pasukan Israel membuldoser bangunan dan mengusir 30 orang warga desa Beit Hanena Al-Tahta, di Ramallah Selatan (republika)
Masih sangat segar diingatan kita bahwa ada sebuah kapal yang mengangkut beberapa relawan yang misi perjalanannya untuk kemanusiaan. Namun, para tertara israel tidak memandang bulu dalam penyerangannya, sehingga warga sipil dengan tujuan kemanusiaan pun mereka gempur. Ini adalah suatu penindasan dan penganiayaan tingkat tinggi. Mereka seperti haus akan nyawa manusia. Selain itu juga pernah ada pengawas PBB yang sedang menjalankan tugas mereka pun mereka gempur.
Dan ada cerita menarik disini  yang juga saya ambil dari berbagai sumber . tahukah Anda Siapa Rachel Corrie ? -

Rachel Corrie adalah seorang relawan perempuan asal Amerika yang peduli pada tragedi kemanusiaan di Palestina. Rachel Corrie (April 10, 1979-16 Maret 2003) adalah seorang anggota Gerakan Solidaritas Internasional (ISM) yang bepergian sebagai aktivis ke Jalur Gaza selama Intifadah Al-Aqsa.

Dari perjalanannya di Palestina, Corrie berkabar pada orang tuanya bagaimana kekejaman zionis Israel yang dia saksikan.Yang membuatnya sedih dan malu terutama karena pemerintahan negaranya Amerika Serikat turut mendukung semua kekejaman di Palestina.Di Catatan hariannya, Corrie menulis “Amerika tak mempesonaku lagi. Ia tak mampu memikatku lagi. Ia pudar dan terlipat di pinggiran pikiranku….” Menurutnya, Rachel Corrie juga ingin menegaskan bahwa masalah Palestina bukan hanya masalah dan beban bangsa Palestina semata tetapi juga tanggung jawab dan empati dunia manapun.

Pada 16 Maret 2003, ia nekad menghadang buldoser Caterpillar D9 bulldozer milik Israel yang berusaha menghancurkan rumah keluarga Samir Nasrallah. Buldoser jelas tak bermata. Tapi tentara Israel di atasnya lebih buta lagi; sama sekali tak berhati. Dengan kendaraan yang beratnya berton-ton itu, ia merangsek ke arah rumah Nasrallah.

Tubuh Rachel yang berlutut di depannya tak dihiraukan. Sang sopir juga abai terhadap teriakan para warga yang disuarakan lewat megafon. Dan rangka Rachel akhirnya remuk dilindas buldoser itu. Ia menghembuskan nafasnya di Rumah Sakit Najar.

Amerika bukannya bereaksi namun malah sengaja membungkam. Kini, nama aktivis ini dikenang dan diabadikan dengan menjadikannya nama kapal dagang yang dibeli para aktivis Negara Irlandia pro-Palestina, MV Rachel Corrie, sebelumnya bernama MV Linda. Kapal MV LInda sekarang berubah menjadi MV Rachel Corrie yang bersiap menembus blokade Israel terhadap Gaza selanjutnya menggantikan enam kapal misi kemanusiaan yang gagal mencapai Gaza akibat serangan brutal Israel .Mereka benar-benar ingin membumihanguskan palestina secara membabi buta tanpa memandang laki-laki, perempuan, anak-anak bahkan orang yang sudah tua sekalipun.
Padahal berbagai cara sudah pernah dilakukan untuk mendamaikan dan mnghentikan ini semua, namun zionis tetap saja mengabaikan. Para zionis beranggapan bahwa semua aturan dunia yang tidak ada kepentingannya dengan urusan nasional mereka maka mereka tidak akan memperdulikan hal tersebut. Ini berarti membuktikan bahwa teroris dalam kacamata dunia sebenarnya adalah zionis yahudi israel yang telah membumihanguskan palestina dan gaza. Ini bisa dibuktikan melalui perilaku mereka yang tidak ada pandang bulu sama sekali.
Sejujurnya, melihat semua pemberitaan yang ada mengenai ini tidak ada kata lain untuk israel selain biadab dan laknattullah. Pemberitaan yang terus ada setiap harinya menambah daftar panjang kebiadaban zionis israel. Bahkan pertempuran ini semakin hari semakin memperluas daerah tempur. Maka dari itu, ini semua harus dihentikan dengan berbagai cara, walaupun itu akan memakan korban dan belumuran darah, tapi itu sepadan dengan apa yang dilakukan oleh israel terhadap palestina. Maka dari itu kita kaum muslim butuh adanya persatuan yang kuat, karena darah palestina juga bagian dari darah kita sebagai sesama kaum muslim. Dengan adanya persatuan diantara kita maka insya allah kita akan mampu menghentikan kebiadaban israel dan hidup mulia bersama kesatuan daulah khilafah. Karena hanya itu yang dapat menghentikan gencatan mereka dan segala problematik yang ada.
Sesungguhnya problematika al-Aqsha adalah problematika ummat islam, yang harus diselesaikan oleh setiap orang muslim. Problem ini tidak bisa dibatasi hanya sebagai problem nasionalisme yang amat buruk atau patriotisme yang sangat keji. Bagaimanapun para penjual al-Aqsha berusaha untuk membungkam suara yang menghendaki kebenaran dan mengajak kepada kebenaran, tetapi setiap muslim tetap merasa bertanggung jawab untuk mebebaskan Palestina, sebagaimana muslim Palestina merasa bertanggung jawab untuk membebaskan Iraq, Chechnya dan Negara-negara Islam lainnya.
Jadi masalah ini bukan hanya masalah palestina, tapi juga masalah kita bersama. Jadi kita butuh yang namanya daulah khilafah yang mempersatukan kita agar daftar panjang kebiadaban israel tidak terus terjadi lagi.

Beberapa bagian data saya ambil dari berbagai sumber

2 comments:

  1. kejahatan israel memang sudah terang-terangan...

    memang sudah niat mengusir rakyat palestina dari tanah airnya

    ReplyDelete
    Replies
    1. bener banget itu!
      kebiadabannya sudah melampaui batas. seharusnya kita memperjuangkan kemenangan kaum palestina sebagai saudara se-muslim kita

      Delete